Anak Yang Bijak 

Amsal 10:1

Amsal-amsal Salomo. Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya. 

Ilustrasi seorang anak sedang menolong teman yang jatuh


Renungan Hari Ini

10 Juli 2023


Generasi muda yang bijak tidak bisa terbentuk begitu saja tetapi memerlukan proses dan proses itu terjadi di mana anak belajar dan mengembangkan dirinya dalam lingkungan keluarga, sekolah, gereja, dan masyarakat.


Keluarga, mempunyai peran yang penting dalam mendidik dan mengajarkan tentang kebijaksanaan dan perilaku yang baik kepada anak-anaknya. Amsal 10 juga berisi tentang pengajaran Salomo. Sebagai orang tua dan pemimpin, dia mengajarkan kebijakasanaan bagi generasi muda atau anak-anak agar menjadi anak yang bijak. Khususnya dalam lingkungan keluarga, menurut Salomo, orang tua akan merasakan sukacita jika anaknya bijak. Namun sebaliknya akan mendukakan jika anaknya bebal. Salomo tidak bermaksud membedakan peran ayah dan ibu dalam mendidik dan mengajarkan yang baik bagi anak-anaknya. Salomo menggunakan kalimat-kalimat yang bergaya “distikon”, yaitu dua kalimat dalam satu ayat, di mana kalimat tersebut saling menjelaskan satu sama lain. Pengajaran seorang ayah didukung oleh seorang ibu dan pengajaran ibu dikuatkan oleh seorang ayah. Pengajaran bijak Salomo dalam Amsal 10 ini adalah berkaitan dengan : Pertama, keadilan dan kebijaksanaan  Tuhan, Tuhan tidak membiarkan orang benar menderita (Amsl.10:3, 22-27); Kedua, bekerja atau berusaha dengan bijaksana, yaitu dengan cara yang benar, atau jujur dan tidak licik (Amsl.10:2-3,22-26 ), rajin dan cekatan (Amsl.10:4-5,15-17), Ketiga, berkata dan bertindak dengan bijaksana, yaitu mengucapkan kata-kata yang membangun dan memotivasi sesamanya bukan melecehkan dan menghujat (Amsl.10:11,18-21), punya pendirian yang teguh, menepati janji, tidak suka berdusta (Amsl.10:9-14).


Keluarga adalah tempat belajar anak-anak tentang kebijaksanaan. Misalnya belajar bijaksana membagi waktu untuk istirahat, belajar, dan bekerja, belajar bijaksana untuk berbicara dengan sopan dan benar, belajar bijaksana untuk beribadah, berdoa, dan bersaat teduh, belajar bijaksana untuk bekerja sama, dsb. Keluarga juga bisa disebut sebagai tempat yang bijaksana untuk memfilter pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan dirinya. Ketika belum berhasil, tetaplah berusaha, berdoa meminta petunjuk Tuhan, koordinasikan bersama orang tua (suami-istri), berikan contoh yang baik. Seandainya belum berhasil maka orang tua tetap merasa terhibur di tengah kesukaran mereka, karena telah melakukan kewajiban dan jerih payah mereka sebagai orang tua kepada anak-anaknya, selebihnya serahkan kepada Tuhan, sebab Dialah pemilik sejati. Tuhan memberkati.


Pdt.Sandino