Melihat Jejak Allah Dengan "Kacamata" Iman

Mazmur 77:20

Melalui laut jalan-Mu dan lorong-Mu melalui muka air yang luas, tetapi jejak-Mu tidak kelihatan.

Ilustrasi melihat jejak kaki

Renungan Hari Ini

19 Juni 2023


Setiap manusia memiliki jejak kehidupan yang ditinggalkan selama masa hidupnya. Pada masa lalu, jejak mereka ada dalam situs-situs purba, monumen dan naskah atau tulisan kuno. Pada zaman modern saat ini jejak kehidupan manusia tidak hanya terekam dalam bentuk fisik bangunan, tulisan dalam kertas, buku, dll, tetapi juga terekam secara digital yang mampu dilihat kembali hingga zaman selanjutnya.


Tulisan suci dalam kitab taurat, kitab nabi-nabi, mazmur, dan tulisan-tulisan suci lainnya juga menandai adanya ‘jejak karya Allah’. Jejak karya dan perbuatan Allah tidak mampu dipahami hanya dengan ilmu pengetahuan saja, tetapi harus menggunakan ‘kaca mata iman’. Manusia kurang mampu memahami jejak karya Allah dalam hidupnya karena terjadinya krisis rohani (luntur imannya). Masalah kehidupan seperti : ekonomi, pekerjaan, usaha, keluarga, anak-anak, kesehatan, dll., kadang-kadang menggerus dan menggerogoti keyakinan kita. Seperti pemazmur kemudian bertanya-tanya: “Di manakah Tuhan yang aku percayai? Mengapa Ia berdiam diri?. Pemazmur mengalami krisis rohani (Maz.77:8-11) menganggap Tuhan tidak setia dan mengasihinya lagi. Untuk mengatasi krisis rohani ini yang harus dilakukan adalah mengubah ‘mindset’nya (pola pikirnya), yang tadinya berpikir masalah itu mampu menggerus imannya, kini diubah masalah mampu menempa dan memurnikannya menjadi emas atau mutiara yang berharga. Dalam tulisan suci lainnya, Tuhan Yesus menyebutnya ‘dilahirkan kembali’ (Yoh.3:3), mengacu pada perkataan Tuhan Yesus tersebut, rasul Paulus menyebut dengan ‘menjadi manusia baru’ (Efesus 4:23-24), artinya mau berubah pola pikir dan perilakunya karena kehendak Tuhan. Dia terus berupaya mengingat dan merenungkan perbuatan- perbuatan Allah, sehingga akhirnya menyadari bahwa ada jejak-jejak Allah yang tak mampu dilihat ketika menuntun kawanan domba Allah, misalnya ketika melintasi lorong muka air yang luas bersama Musa dan Harun (Maz.77:20-21). Walaupun Allah dengan segala jalan-jalan-Nya tak terpahami, namun Dialah yang menaklukkan kekuatan-kekuatan dunia yang menakutkan dan menuntun umat-Nya melintasi semuanya itu.


Melalui mazmur ini, umat Allah diajak tetap beriman ketika diperhadapkan dengan misteri Allah dan jalan-jalan-Nya yang tak terselami. Hal ini hanya mampu dipahami melalui iman yang terwujud secara konkrit. Tanpa adanya iman maka misteri Allah dan pekerjaan-Nya yang tak terselami tidak akan dipahami. Melalui iman seperti inilah maka kita dapat memahami warisan sejarah sebagai karya Allah yang jejak kaki-Nya tidak kelihatan. Oleh karena itu walaupun kita tak mampu menyelami jalan-jalan-Nya, namun kita harus yakin bahwa Dia tetap berada di sisi kita. Ia membimbing kita melintasi segala kesulitan yang kita hadapi. Tuhan memberkati.


Pdt.Sandino