Menentukan Pilihan yang Sulit
1 Tawarikh 21:13
Lalu berkatalah Daud kepada Gad: "Sangat susah hatiku, biarlah kiranya aku jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia.
Ilustrasi Daud saat menentukan keputusan yang sulit (Sumber)
Renungan Hari Ini
1 Mei 2023
Tuhan tidak selalu memberikan pilihan yang baik, kadang kala sulit dan penuh risiko. Tetapi pilihan Tuhan adalah adil, demokratis, dan disertai kasih.
Demikianlah yang terjadi dengan raja Daud, setelah mendengar dan mengikuti bujukan Iblis untuk mengadakan sensus penduduk (1 Taw.21:1-2). Sensus penduduk pada dasarnya baik, tetapi ketika ditumpangi tujuan tidak baik yaitu ambisi ”militerisme” untuk mengetahui jumlah penduduk yang mampu berperang (1 Taw.21:5), maka menjadi dosa. Konskwensi dosa adalah hukuman. Daud harus memilih tiga pilihan yang sulit yaitu : tiga tahun kelaparan, tiga bulan dikuasai musuh, atau tiga hari pedang TUHAN, yakni penyakit sampar (1 Taw. 21:12). Dari ketiga pilihan tersebut, Daud memilih yang ketiga, yaitu tiga hari terserang wabah penyakit sampar. Daud meyakini bahwa jatuh dalam hukuman langsung di tangan Tuhan lebih baik dari pada jatuh ke dalam tangan manusia. Karena meskipun Allah menghukum dengan sangat berat, tapi belas kasih-Nya tetap akan dinyatakan. Itulah keyakinan iman Daud.
Melalui sikap Daud ketika menentukan pilihan yang sulit, kita belajar tiga hal yaitu : Pertama, hati-hati sebelum bertindak. Karena setelah salah melangkah, perbuatan dosa tidak dapat ditarik kembali. Oleh karena itu mintalah petunjuk Tuhan melalui doa, carilah hikmat-Nya melalui Firman Tuhan dan orang-orang yang dipakai oleh Tuhan untuk memberikan nasihat yang benar. Kedua, menyadari bahwa Tuhan itu bersifat demokratis. Allah memberikan pilihan bebas kepada umat-Nya untuk menguji sejauh mana pengertian dan pengenalannya tentang Allah yang Mahakasih, Mahaadil, dan Mahakuasa dinyatakan dalam hidupnya. Iman percaya dan ketaatannya bertumbuh dan menjadi nyata. Ketiga, hati-hati jika sudah berhasil dan sedang ada di puncak kesuksesan. Jangan menjadi sombong atau malah menjadi semakin serakah, menyalahgunakan kedudukannya untuk mewujudkan keinginan pribadi yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Karena keberhasilan dan kesuksesan jika tidak disertai takut Tuhan dapat menjadi celah iblis untuk menggoda dan menjerumuskan manusia ke dalam dosa. Oleh karena itu kita harus meminta hikmat Tuhan ketika menghadapi pilihan-pilihan yang sulit. Tuhan memberkati.
Pdt. Sandino