Mendengar Keluhan Dan Bersatu Mengatasinya

Nehemia 5:6-7

Maka sangat marahlah aku, ketika kudengar keluhan mereka dan berita-berita itu. Setelah berpikir masak-masak, aku menggugat para pemuka dan para penguasa. Kataku kepada mereka: "Masing-masing kamu telah makan riba dari saudara-saudaramu!" Lalu kuadakan terhadap mereka suatu sidang jemaah yang besar.

Ilustrasi beberapa orang berkomitmen (sumber: .....)

Renungan Hari Ini

17 Mei 2023

Komitmen adalah  perjanjian atau keterikatan seseorang untuk melakukan sesuatu, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain secara sukarela.  Komitmen juga berhubungan dengan kata konsekuen, artinya apa yang telah dijanjikan atau direncanakan, harus dilakukan atau diselesaikan. Sehingga, seseorang yang memiliki komitmen akan bertanggungjawab terhadap sesuatu yang telah direncanakan atau dijanjikannya.


Setelah Nehemia tiba di Yerusalem bersama  para imam dan orang-orang lewi (Neh.9:38), bahkan para penunggu pintu gerbang, penyanyi, budak di bait Allah, orang asing yang telah patuh pada hukum  Tuhan, mereka sepakat membuat komitmen bersama sebagai umat Allah (Neh.10:28) mereka berjanji : tidak kawin dengan penduduk negeri, melaksanakan sabat dengan benar, memberi 1/3 syikal setiap tahun untuk keperluan ibadah di rumah Allah, menyiapkan kayu api untuk ibadah secara bergilir, mempersembahkan semua yang sulung bagi Tuhan, serta persepuluhan (Neh.10:30-37). Mereka berkomitmen akan melaksanakannya. Nehemia membuat komitmen bersama ini agar umat Yehuda serius dalam memuliakan Tuhan, Serius di dalam membangun bait Allah dan tembok Yerusalem yang telah runtuh. Tidak mudah putus asa ketika menghadapi tantangan dan cobaan. Mereka akan besatu padu saling menolong menyelesaikan masalah bersama.


Komitmen yang dilakukan oleh Nehemia dan seluruh orang Yehuda tersebut sebagian besar masih tetap menjadi komitmen orang percaya dalam bentuk yang lain, misalnya : saat diteguhkan sidi, saat diberkati perkawinannya, saat membaptiskan anak-anaknya, saat dipilih dan diteguhkan menjadi pengurus atau pelayan di gereja sebagai penatua, diaken atau pendeta, saat menduduki jabatan di pemerintahan, dsb.

Mampu menjadi warga sidi yang dewasa menghadapi pergumulan bersama, mampu mewujudkan damai sejahtera rumah tangganya dengan tetap bersandar dalam kasih Kristus dan mampu membimbing dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Ketika menjadi pelayan, pengurus atau pejabat gerejawi maupun pemerintah mampu bertanggung jawab dalam tugas dan panggilannya dengan baik. Mari konsekuen dengan komitmen masing-masing yang telah dilakukan. Tuhan memberkati.


Pdt. Sandino