Mengutamakan Tanggung Jawab

Ester 1:12

Tetapi ratu Wasti menolak untuk menghadap menurut titah raja yang disampaikan oleh sida-sida itu, sehingga sangat geramlah raja dan berapi-apilah murkanya. 

Ilustrasi beberapa orang berkomitmen 

Renungan Hari Ini

18 Mei 2023

Tanggungjawab adalah kesadaran seseorang melakukan suatu kegiatan atau tugas, dan bersedia menjalani risiko akibat perbuatannya. Seseorang yang telah diberi tanggungjawab dan mau menerimanya, berarti juga berkewajiban untuk menjalani dan berusaha menyelesaikan atau menjalankan tugasnya  dengan baik meskipun harus menghadapi risiko dari dalam atau luar dirinya.

Penolakan ratu Wasti ketika dipanggil oleh raja Ahasyweros (Est.1:12) adalah bentuk penyangkalan atas tanggungjawabnya sebagai seorang ratu. Ratu Wasti memiliki kewajiban untuk mendampingi sang raja ketika dalam acara resmi kenegaran menyambut para tamu negara asing yang datang ke negaranya. Hal ini ditegaskan oleh raja agar ratu Wasti mengenakan mahkota kerajaan (Est.1:11). Ratu adalah simbol kenegarawanan dari ibu negara, para putri dan perempuan di dalam kerajaan tersebut. Oleh karena itu menolak raja (Est.1:10)  untuk mendampingi dan menyambut para tamu negara adalah menentang dan tidak taat pada tanggungjawabnya sendiri. Mengapa ratu Wasti menolak panggilan raja?  Alkitab menjelaskan bahwa ratu Wasti sedang sibuk menjamu para tamu perempuan di istana raja Ahasyweros (Est.1:9). Meskipun menjamu para tamu perempuan adalah kewajibannya, tetapi ada kewajiban yang lebih utama sebagai seorang ratu, sehingga bisa meminta izin dan berpamitan melaksanakan panggilan raja, bukan menolaknya. Karena ratu Wasti tidak menjalankan tanggungjawabnya maka menimbulkan kemarahan raja.  Ketika raja ingin menunjukkan kecantikan ratunya kepada para tamu dan rakyatnya adalah sebuah kebanggaan sang raja (Est.1:11). Jadi sang raja bukan bermaksud mau mempertontonkan kecantikan (tubuh) ratunya secara negatif. Justru raja bangga pada wajah, penampilan, kepintaran, dan keahlian sang  ratu. Karena belum tentu para tamu dan rakyatnya pernah melihat wajah ratunya secara langsung, sekalipun pernah melihat pasti ingin melihat lagi, kalau zaman sekarang pasti “kepengin” selfi bersama sang ratu. Belum lagi ketika sang ratu punya talenta yang istimewa, misalnya : memasak (pasti orang akan senang mencicipi masakan sang ratu), menyanyi solo atau duet dengan sang raja (pasti para tamu akan terpana dan para tamu pasti akan request lagu-lagu yang lain). Demikianlah ratu Wasti tidak melaksanakan tanggungjawabnya dengan benar, dan tidak mampu menentukan kewajiban yang lebih utama dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai ratu.

Belajar dari kesalahan ratu Wasti, kita dituntun untuk mampu melaksanakan tanggungjawab dengan benar. Ketika  sulit menetukan sikap memilih kewajiban mana yang  lebih utama. Datanglah kepada Yesus dan meminta hikmat kepada-Nya. Tuhan menghendaki agar anak-anak-Nya melakukan kewajiban yang utama : “mencari kerajaan Allah dan kebenarannya”(Mat.6:33).  Seperti antara Maria dan Marta (Luk.10:38-42). Marta sibuk dengan  kewajibannya menyiapkan hidangan bagi Yesus tamunya, sehingga tidak mengerti dan memahami pengajaran dan kehendak Yesus baginya. Sedangkan Maria dengan setia melakukan kewajibannya duduk di dekat Tuhan Yesus mendengarkan pengajaran-Nya. Mari kita menjadi warga gereja yang bertanggungjawab dengan melaksanakan kewajiban yang benar dengan mendengar dan melaksanakan firman-Nya. Tuhan memberkati.

Pdt. Sandino