Dengarkan, Berempati, dan Jangan Menghakimi
Ayub 6:26
Apakah kamu bermaksud mencela perkataan? Apakah perkataan orang yang putus asa dianggap angin?
Renungan Hari Ini
22 Mei 2023
Elifas adalah salah satu dari ke-empat teman Ayub(Elifas, Bildad, Zofar, dan Elihu) yang telah datang dan mengunjunginya. Elifas menanggapi keluhan yang telah disampaikan oleh Ayub (Ayub 3).
Ayub dengan terus-terang memberitahukan perasaannya kepada Allah dan kepada teman-temannya. Ia mulai dengan mengutuki hari lahirnya dan keadaannya yang menyedihkan, tetapi dari semua keluhannya itu Ayub tidak pernah mengutuk Allah. Seruannya merupakan ungkapan penderitaan dan keputusasaan, bukan seruan yang menyalahkan dan menentang Allah. Menghampiri Allah dalam doa, mengungkapkan kesedihan dan dukacita kita untuk memohon belas kasihan-Nya tidak pernah salah. Yesus Kristus sendiri secara manusiawi bertanya kepada Allah demikian, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?. Demikian juga dengan Ayub, dia merasa seperti ditinggalkan oleh Allah.
Menanggapi keluhan Ayub justru Elifas menegur Ayub yang mengeluh dan mengungkapkan kesedihannya. Elifas menyampaikan pandangan umum bahwa : penderitaan itu terjadi oleh karena hukuman Allah atau sedang ditegur oleh Allah (Ayub 4:7-11; 5:17). Kegagalan atau penderitaan Ayub yang bertubi-tubi akibat kehilangan/kerugian dalam hal aset, usaha dan kematian kesepuluh anaknya (Ayub 1:15-19) dianggapnya sebagai hukuman / teguran Allah. Menurut Elifas, tidak ada manusia yang benar di hadapan Allah, termasuk Ayub (Ayub 4:17). Penderitaan terjadi oleh karena hukum sebab akibat: sesuatu terjadi oleh karena peristiwa sebelumnya yang disebabkan oleh orang tersebut (Ayub 5:7).Tetapi Allah mengetahui bahwa Ayub adalah orang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayub 1:8,22; 2:3,10).
Kunjungan Elifas kepada Ayub bukan untuk mendengar tetapi menggurui dan menghakimi. Secara umum apa yang dikatakan Elifas adalah benar. Memang ada orang yang menderita oleh karena hukuman Allah. Tetapi bukan semua penderitaan adalah hukuman Allah. Sebagai sahabat Elifas tidak mempercayai keluhan Ayub bahkan mencela dan menganggap keluhannya sebagai angin (Ayub 6:25). Menjadi sahabat yang baik berarti mau mendengar dan menguatkannya di tengah pergumulan dan penderitaan, bukan menghakimi dan menilai benar atau salah (karena itu adalah haknya Allah). Penghakiman dengan ucapan, sikap dan perbuatan justru menambah beban psikologis dan penderitaannya. Allah mengizinkan hadirnya penderitaan bagi orang benar maupun orang bersalah adalah untuk menguduskan dan memurnikannya. Tuhan menguatkan dan memampukan kita menjadi sahabat baik. Berempati bagi mereka yang sedang bergumul dengan membuka lebar telinga dan hati kita untuk mendengar, menghibur, menguatkan, mendoakan dan melayaninya. Tuhan memberkati.
Pdt. Sandino