Memperjuangkan Kebenaran

Ayub 27:5

Aku sama sekali tidak membenarkan kamu! Sampai binasa aku tetap mempertahankan bahwa aku tidak bersalah.

Percakapan Ayub dengan sahabat-sahabatnya.  (Sumber Gambar) 

Renungan Hari Ini

27 Mei 2023

Setiap orang akan berusaha untuk memperjuangkan kebenaran yang diyakininya. Namun kebenaran yang diyakini seseorang belum tentu sama dengan orang lain apalagi dengan kebenaran yang dimiliki Allah.

  

Ayub dengan gigih menyampaikan sanggahan kepada teman-temannya (Elifas, Bildad, dan Zofar) yang menyampaikan bahwa penderitaan manusia terjadi oleh karena “hukum sebab akibat”. Jika manusia berbuat benar Allah akan memberikan anugerah, sedang jika bersalah atau berdosa Allah akan menghukumnya (Ayub 4:7-8). Ayub membantah bahwa dirinya tidak bersalah (Ayub 27:5). Tuduhan ketiga temannya tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak mempercayainya.  Menurut mereka Ayub bersalah dan berdosa sehingga mengalami kondisi yang memprihatinkan tersebut. Ayub juga memahami pendapat ketiga temannya, bahwa setiap orang fasik tidak punya harapan dan akan mendapatkan hukuman dari Tuhan (Ayub 27:13-23). Tetapi Ayub merasakan sesuatu yang tidak adil jika berdasarkan pendapat tersebut(Ayub 27:2).  Tetapi meskipun dalam kondisi yang sulit dan menderita, Ayub berjanji tidak akan berubah setianya kepada Allah (Ayub 27:4-6). Dengan tetap takut akan Allah Ayub menunjukkan dirinya sebagai orang yang berhikmat, dan menjauhi kejahatan sebagai orang yang berakal budi (Ayub 28:28). Ayub dan sahabat-sahabatnya menggambarkan orang yang sungguh benar dengan orang yang merasa benar. Orang benar adalah orang yang selalu berseru kepada Allah dalam segala keadaan. Dalam situasi sulit dan berat bisa mengatakan “Allahku mengapa Engkau meninggalkan aku”. Dan disisi lain lalu bisa mengatakan “Bukan kehendaku, biarlah kehendak-Mu yang jadi”.  Sedangkan orang yang merasa benar berbicara tentang Allah tanpa memiliki hubungan doa yang hidup dengan Allah. Tidak sedikit para tokoh iman kristiani, seperti: Paulus, Petrus, Yohanes, Stevanus, Galileo Galilei, Marthin Luther King, dan terutama Tuhan Yesus yang divonis hukuman mati atau dibunuh bukan karena kesalahan yang telah dilakukannya dan mereka tetap setia.

 

Setiap orang berhak untuk memperjuangkan kebenaran bagi dirinya sendiri. Akan tetapi, sebelum melakukan harus instrospeksi diri terlebih dahulu. Meyakinkan diri bahwa dirinya sungguh-sungguh tidak melakukan kesalahan yang dituduhkan. Bukan hanya kebenaran diri saja yang diperjuangkan tetapi juga berani menyatakan kebenaran firman Allah yang dituangkan dalam perbuatan, perkataan, dan pemikirannya.Oleh karena itu tetaplah berjuang, karena pada saatnya akan terbuka antara yang benar dengan yang salah. Tuhan memberkati.


Pdt. Sandino