Jangan Putus Asa Menasihati Anak-Anak
1 Tawarikh 28:20
Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.
Renungan Hari Ini
3 Mei 2023
Setiap orang tua selalu berharap bahwa anak-anaknya akan sukses dalam hidupnya. Oleh karena itu orang-tua akan mempersiapkan anak-anaknya yang masih muda untuk belajar, memiliki ketrampilan, dan keteguhan dalam meraih harapan dan cita-citanya.
Raja Daud adalah salaah satu orang tua yang memiliki harapan bahwa anak-anaknya akan sukses dalam hidup mereka di kemudian hari. Salomo adalah salah satu dari anak Daud yang diharapkan akan menjadi raja menggantikan dirinya. Menjadi raja yang sukses memerintah dan membangun bait Allah yang telah direncanakan oleh Daud untuk dikerjakan oleh Salomo. Untuk mempersiapkan Salomo menjadi raja yang sukses, maka Daud menasihati salomo sebagai berikut : Pertama, agar mengenal Allah dan beribadah dengan tulus ikhlas dan rela hati (1 Taw.28:9). Salomo harus mengenal Allah dengan sungguh-sungguh, yaitu melalui membaca firman Tuhan (Taurat), serta melakukan kehendak-Nya. Beribadah dan mentaati tugasnya untuk membangun bait Allah (1 Taw.28:10). Kedua, agar kuat dan teguh hatinya. Daud berharap, bahwa Salomo tidak ragu-ragu untuk menjadi pemimpin bangsa Israel. Sebab Salomo telah diberi otoritas dan wewenang untuk memerintah para pejabat, pegawai, dan prajuritnya. Mereka akan siap melaksanakannya dengan penuh hormat dan ketaatan. (1 Taw.28:20a). Ketiga, agar tidak takut dan tawar hati (1 Taw.28:20b) Artinya tidak takut dan tawar hati untuk memulai sesuatu yang baru dan positif , serta tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan. Karena Tuhan Allah menyertai Salomo membangun bait Allah (1 Taw.29:1). Tuhan akan menolong Salomo hingga tugas-tugasnya untuk membangun bait Allah mampu diselesaikan dengan baik. Tuhan akan memberikan hikmat dan memampukan Salomo.
Setiap zaman, nasihat orang tua bagi anak-anaknya akan selalu relevan dalam menghadapi tantangan dan godaan yang terjadi kepada anak-anaknya. Orang tua tidak boleh lelah dan putus asa mengajarkan nilai-nilai kristiani dan nasihat-nasihat hikmat Tuhan bagi anak-anaknya. Jangan sampai seperti sikap imam Eli yang lebih menghormati anak-anaknya (Hofni dan Pinehas) daripada menghormati Tuhan (1 Sam.2:29). Artinya “terlalu” memanja dan mengasihani, kurang tegas, tidak berani menghukum yang salah, serta membiarkan saja kepada kedua anaknya Hofni dan Pinehas. Sehingga ketika sudah dewasa sulit untuk diatur dan menjadi anak yang dursila, karena telah menghina Tuhan (1 Sam.2:30). Mari kita persiapkan masa depan anak-anak kita dengan memperhatikan kebutuhan fisik, pengetahuan, dan rohaninya. Jangan putus asa memberikan nasihat dan pengajaran. Tuhan memberkati.
Pdt. Sandino