Menyadari Keterbatasan Manusia Mengenal Allah
Ayub 42 : 2
Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
Ilustrasi seseorang yang sedang merenung
Renungan Hari Ini
31 Mei 2023
Ketika menghadapi penderitaan, kadang manusia menuduh Allah berbuat tidak adil kepadanya. Sehingga kadang terucap : Apa yang salah dengan diriku? Sehingga aku harus mengalami seperti ini?
Ayub menyadari, menyesal dan mencabut segala bantahan / tuduhan kepada Allah yangdianggapnya telah berbuat tidak adil padanya (Ayub 27:2; 42:2-3). Ayub belum memahami keadilan dan kuasa-Nya. Pengetahuan Ayub terbatas tentang Tuhan(Ayub 42:3). Awalnya pengetahuan tentang keadilan dan kuasa Tuhan didapat dari orang lain, tetapi kini Ayub memahami dan mengerti karena dia menemukan hikmat itu dari Allah sendiri. Allah punya keadilan dan kuasa yang tidak terbatas, tetapi keadilan dan kuasa-Nya juga bukan tindakan yang semena-mena oleh karena tidak suka, benci dan kekejaman yang membabi-buta. Bahkan hukuman-Nya sekalipun selalu didasari oleh kasih, jika Tuhan memandang patut untuk diampuni, maka ketika ada pertobatan, Tuhanpun akan mengampuni. Pengampunan Tuhanpun tidak bisa kita perhitungkan dengan pengetahuan manusia, karena pengampunan dan anugerah Tuhanpun juga tidak terbatas.
Tuhan Yesus adalah bukti kasih Allah yang tidak terbatas tersebut. Melalui Tuhan Yesus setiap manusia yang telah menjadi milik Kristus, hidup dalam pertobatan dan melakukan kehendak-Nya akan mengalami anugerah Tuhan, disertai Tuhan dan dikuatkan di tengah ujian imannya. Kiranya kita juga memiliki hikmat dan pengertaian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna (Kolose1:9). Tuhan memberkati.
Pdt. Sandino