Menurut pemazmur, Firman Tuhan adalah sarana pendidikan yang mampu mengubah manusia berdosa menjadi manusia beradab dan bermoral. Bagaimanakah menurut pemazmur nilai-nilai kebenaran Tuhan itu dinyatakan? Apakah kita sudah menggunakan firman Tuhan secara maksimal sebagai sarana untuk belajar dan mengenal kebenaran Tuhan yang mengubah hidup kita?... .

--- melanjutkan membaca ---

Pemazmur tidak mudah menyerah kalah, tetapi terus berjuang dengan imannya. Menghadapi persoalan yang berat sekalipun, pemazmur tidak mengatakan  "Lebih baik aku mati saja", melainkan : “Aku tidak  mati, tetapi hidup” (Maz.118:17). Karena pemazmur menyadari bahwa pergumulan yang berat sekalipun dapat Tuhan jadikan alat untuk menguji kesetiaan dan iman umat-Nya. Meskipun Tuhan telah menghajarnya dengan keras, tetapi Tuhan tidak menyerahkannya kepada maut (Maz.118:18).  Apakah yang mendasari pemazmur tetap optimis dan semangat? Apakah kita juga masih tetap optimis dan apakah yang membuatnya tetap optimis? ... .

--- melanjutkan membaca ---

Campur tangan Tuhan mengubah gunung batu menjadi kolam air dan batu keras menjadi mata air (Maz.114:8; band.Kel.17:1-7)mempunyai tujuan untuk menunjukkan bahwa Tuhan bersama umat-Nya dan peduli kepada mereka. Oleh karena itu sesungguhnya mereka tidak perlu bersungut-sungut dan menyalahkan orang lain (kepada Musa, apalagi kepada Tuhan). Lalu bagaimana dengan kita ketika menghadapi masalah? Apa yang Tuhan kehendaki saat kita menghadapi masalah?  ... .

--- melanjutkan membaca ---

Penyertaan dan kuasa Tuhan saaat perjalanan kembali bangsa Israel dari Babel ke Yudea diungkapkan oleh Pemazmur dalam berbagai macam cara, diantaranya adalah : Allah mencukupi kebutuhan hidup umat-Nya (Maz.107:5), membebaskan dari kecemasan umat-Nya (Maz.107:6), dan memandu serta menuntun perjalanan umat-Nya (Maz.107: 7). Bagaimanakah dengan perjalanan hidup kita. Apakah kita juga percaya  bahwa Allah juga memandu perjalanan hidup kita?  ... .

--- melanjutkan membaca ---

Mazmur 104 adalah pengakuan pemazmur terhadap kebesaran Allah melalui seluruh ciptaan-Nya. Ada dua hal yang ingin disampaikan oleh pemazmur tentang kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya, yaitu Allah adalah pencipta dunia dan seluruh isinya serta pemelihara dan pembaharu ciptaan. Allah juga menghendaki agar kita menjadi alat-Nya membaharui ciptaan. Tuhan menghendaki kita menjadi alat-Nya untuk menciptakan dan membaharui lingkungan alam yang kita tempati, agar lestari, nyaman, sehat, dan harmonis. Apakah kita sudah melakukan nya? ... .

--- melanjutkan membaca ---

Maz.100 adalah ajakan untuk memulai ibadah dengan sukacita. Sukacita adalah keadaan yang timbul dari suasana hati dan pikiran yang senang, tulus, dan tidak terpaksa. Pemazmur mengajak umat Allah ketika beribadah dengan rasa sukacita. Bagaimana dengan kita? Apakah sukacita itu juga mewarnai saat kita beribadah? ... .

--- melanjutkan membaca ---

Didalam Perjanjian Lama, seorang raja diharapkan menjadi sosok pemimpin yang adil, bijaksana, dan mampu menjadi penerang bagi bangsanya. Oleh karena itu kehadiran seorang raja sering digambarkan seperti munculnya ‘matahari’ yang menyinari dan memberikan terang bagi masyarakat dan bangsanya. Mazmur 97 ini menubuatkan tentang penyataan Kristus sebagai terang dunia (band.Yoh.8:12) dan menghendaki agar orang percaya juga meneruskan terang-Nya. Bagaimana dengan kita? Apakah terang-Nya masih menyala di hati kita?

... .

--- melanjutkan membaca ---

Menurut Kitab Mazmur 91, ancaman yang dihadapi masyarakat Israel, selain ancaman bangsa sekitar atau peperangan, ada bahaya lain seperti wabah penyakit sampar, dan  penyakit menular (Maz.91:3,5,6). Di tengah ancaman ini Pemazmur memperoleh jaminan Tuhan dari rasa takut (Maz.91:2). Demikianlah Daud dijamin hidupnya oleh Tuhan? Bagaimana dengan kita?. Apakah kita juga meyakini bahwa hidup kita mendapat jaminan Tuhan?... .

--- melanjutkan membaca ---

Salah satu disiplin rohani orang Israel adalah berdoa. Hal ini terungkap dalam doa-doa pemazmur yang selalu dia sampaikan pada siang, malam (Maz.88:2), dan pagi hari (Maz.88:14). Pagi, siang, dan malam bukan diartikan jumlah, berapa kali berdoa dalam sehari, tetapi waktu atau kesempatan berdoa untuk menyambut hari baru di pagi hari, aktifitasnya di siang hari, dan beristirahat di malam hari. Bagaimana dengan kita. Apakah kita berdoa jika kita butuh saja atau memang menjadi kebutuhan kita? ... .

--- melanjutkan membaca ---

Mazmur 84 adalah pujian dari bani Korah,  yaitu salah satu dari keturunan orang Lewi. Mereka mendedikasikah hidup dan pelayanannya kepada Tuhan sebagai penunggu pintu bait Allah (2 Taw.26:1-9), dan melalui puji-pujian di bait Allah. Melalui renungan ini Pemazmur menyampaikan, bahwa manusia dapat memanfaatkan waktunya untuk berbuat positif tetapi juga bisa negatif. Kita diberi pilihan untuk memanfaatkan waktu secara positif seperti yang dilakukan oleh bani Korah. Bagaimana dengan kita?

--- melanjutkan membaca ---

Mazmur 81 ini merupakan seruan bagi bangsa Israel untuk mendengar. Mendengar adalah dasar bagi bangsa Israel untuk menghayati perjanjian antara Allah dengan mereka (Maz.81:6b-11). Sejarah perjanjian antara Allah dengan bangsa Israel diawali dengan perintah untuk mendengar (Ul. 6:4), tetapi bangsa Israel berulang-ulang menolak untuk mendengar (Maz.81:12). Pemazmur melihat pentingnya mendengar dengan sungguh-sungguh. Lalu bagaimana dengan kita? Bagaimanakah seharusnya mendengar dan fokus memperhatikan menurut pemazamur? 

--- melanjutkan membaca ---

Setiap manusia memiliki jejak kehidupan yang ditinggalkan selama masa hidupnya. Pada masa lalu, jejak mereka ada dalam situs-situs purba, monumen dan naskah atau tulisan kuno. Pada zaman modern saat ini jejak kehidupan manusia tidak hanya terekam dalam bentuk fisik bangunan, tulisan dalam kertas, buku, dll, tetapi juga terekam secara digital yang mampu dilihat kembali hingga zaman selanjutnya. Demikian juga jejak karya Allah di tengah-tengah kehidupan ini. Bagaimanakah manusia mengenal dan memahami jejak karya-Nya? Kitab Mazmur mengungkan cara manusia mengenal jejak-Nya. Apakah kita juga sudah mengenal jejak-Nya?  ... .

--- melanjutkan membaca ---

Mazmur 71 juga mengungkapkan pergumulan dan refleksi Daud sebagai orang lanjut usia. Dimulai dari masa muda hingga saat tuanya. Pada masa muda, Tuhan menopang (Maz.71:5-6) dan memelihara kehidupannya (Maz.71:7-8). Pada masa tuanya Daud juga mengalami penurunan fisik. Bagaimanakah Daud mengatasi kemunduran fisiknya  dan pesan apa yang kita dapat dari renungan ini?   ... .

--- melanjutkan membaca ---

Perjalanan hidup manusia kadang-kadang digambarkan seperti melewati lumpur rawa yang mampu menjebak manusia ketika jatuh di atasnya sehingga terhisap ke dalamnya. Kesulitan dan penderitaan yang dialami oleh Daud juga digambarkan seperti sedang terjebak di dalam pasir hisap yang mampu mengubur dan menenggelamkannya. Bagaimana Daud mengatasi masalahnya dan pesan apa yang kita dapat dari renungan ini?   ... .

--- melanjutkan membaca ---

Latar belakang Mazmur 63 tentang kisah pelarian Daud di padang gurun Yehuda ini berasal dari kitab 1 Samuel 23. Daud melarikan diri di Padang gurun Yehuda, atau yang disebut padang gurun Zif (1 Sam.23:14). Meskipun padang gurun adalah tempat yang sepi tanpa penghuni, kering dan gersang, tetapi justru menjadi tempat pelarian Daud, dan Tuhan menyelamatkannya (1 Sam.23:14). Bagaimana Daud mengatasi masalahnya dan pesan apa yang kita dapat dari renungan ini?   ... .

--- melanjutkan membaca ---

Istana biasanya dianggap tempat yang aman dan terjaga. Tetapi tidak dengan Daud, suami Mikhal (anak raja Saul). Daud mendapat ancaman dari mertuanya sendiri. Rumah yang dianggap sebagai tempat aman bagi Daud dan keluarganya, tetapi justru menimbulkan ketakutan karena ada yang mengawasi dan mengancam hidupnya. Bagaimana Daud mengatasi masalahnya dan pesan apa yang kita dapat dari renungan ini?   ... .

--- melanjutkan membaca ---

Ketika kita berada dalam kesulitan dan pergumulan yang berat, reaksi spontan kita adalah mengeluh dan putus asa bahkan sering pula kita menjadi marah kepada Tuhan. Tetapi tidak dengan Daud. Bagaimanakah Daud mengatasi masalahnya?. Mungkin saja cara Daud ini berguna bagi kita ketika menghadapi masalah   ... .

--- melanjutkan membaca ---

Ketika Daud dalam kondisi teraniaya, diteror, dan dikejar-kejar oleh raja Saul. Daud tidak membalas kebencian raja Saul dengan tindakan kebencian atau membalas  kejahatan dengan kejahatan. Daud tidak mengingini terjadinya konflik antara dirinya dengan raja Saul. Bagaimanakah cara Allah menolong dan membebaskan Daud dari ancaman raja Saul? ... .

--- melanjutkan membaca ---

Ada empat macam spiritualitas manusia dalam beribadah, yaitu : Pertama, menekankan pentingnya melakukan ritual keagamaan seperti mengadakan penyembahan dan persembahan sesaji atau korban. Kedua, menekankan pentingnya perbuatan amal atau moralitas yaitu  berbuat kebaikan terhadap sesama. Ketiga, menekankan keduanya,  yaitu melakukan ritual dan amal kebaikan terhadap sesama. Keempat, menekankan persembahan syukur yaitu kehidupan yang berkenan kepada Allah atas anugerah dan kasih-Nya. Yang manakah yang kita lakukan?  ... .

--- melanjutkan membaca ---

Perlindungan dan kekuatan adalah dua hal penting bagi suatu kota. Kehidupan umat Tuhan dengan tepat dilukiskan pemazmur seperti suatu kota. Allah sendirilah benteng teguh yang menjamin keamanan dan kelangsungan hidup umat-Nya. Lalu bagaimana dengan kita?  ... .

--- melanjutkan membaca ---

Semula Daud menyatakan keinginannya untuk tutup mulut,  sebagai  jalan "paling aman". Keputusan Daud ini didasarkan pada dua hal: [1] ia tidak mau kedapatan menuduh Allah berlaku tidak adil atau berbuat kesalahan; [2] ia tidak mau memberikan kesempatan kepada orang fasik untuk menyerang dia atau menghina Allah karena ucapannya. Tetapi keputusan tersebut ternyata justru memperberat penderitaannya. Lalu bagaimana dengan kita?  ... .

--- melanjutkan membaca ---

Raja Daud menggambarkan langkah juang orang fasik berbanding terbalik dengan langkah juang orang benar. Orang fasik sering melakukan kejahatan, kecurangan atau tipudaya (Maz.37:1,7), merancangkan kejahatan dan mengancam atau meneror (Maz.37:12). Mereka melakukan kejahatan terhadap orang-orang benar. Namun Allah menuntun dan melindungi orang-orang benar. Allah mengatur langkah juang orang benar agar sesuai dengan kehendak-Nya. Bagaimanakah Allah mengatur langkah orang yang percaya pada-Nya?  ... .

--- melanjutkan membaca ---

Kebingungan bisa menimpa siapa saja, demikian juga pada pemazmur. Pada awalnya ia menyangka bahwa dirinya terbuang dari Allah, tidak diperhatikan, dan tidak ditolong oleh Allah (Maz.31:23b). Namun kemudian, pemazmur mulai menyadari lalu bertobat dan berbalik kepada Allah. Lalu bagaimana dengan kita?   ... .

--- melanjutkan membaca ---

Seperti Irone Dome, model perisai modern  teknologi pertahanan yang telah dikembangkan Israel untuk melindungi wilayah dan penduduk Israel  dari serangan musuh. Demikian juga Raja Daud meyakini bahwa Allah adalah perisai dan kekuatannya (Maz.28:7a). Lalu bagaimana dengan kita?   ... .

--- melanjutkan membaca ---

Ada beberapa tokoh Alkitab yang hidupnya bergaul dengan Allah, misalnya Henokh, Nuh, Abraham, Musa, Daud dll. Bagaimanakah mereka bergaul dengan Allah? Apakah hidup kita juga sudah bergaul dengan Allah dan sesama ?  ... .

--- melanjutkan membaca ---

Daud mengandalkan Tuhan,  karena Tuhan telah memberikan potensi, kemampuan, dan  keahlian kepada Daud dan umat Israel. Oleh karena itu kerjasama, loyalitas, dan imannya kepada Tuhan memberikan keberanian dan keteguhan untuk mengahadapi setiap masalah. Bagaimanakah raja Daud mengawali setiap renana hidupnya?   ... .

--- melanjutkan membaca ---

Pemazmur mengevaluasi diri, menyadari melalui hati nuraninya, Tuhan menasehati bahkan mengajarkan kebenaran firman-Nya. Mengevaluasi diri berarti bersedia tunduk di hadapan Tuhan, ketika Dia (Firman-Nya) membongkar sikap dan perilaku kita yang salah, keegoisan, dan kesombongan kita. Bagaimana dengan kita, sudahkah kita mengevaluasi diri hari ini?  ... .

--- melanjutkan membaca ---

Janji adalah ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat sesuatu kepada orang lain. Setiap janji punya konsekuensi psikologis. Bagi yang setia dan bertanggungjawab, jika belum atau tidak dilaksanakan akan merasakan sebagai hutang yang belum dibayar lunas. Janji apakah kita pada hari ini? Apakah kita sudah menggenapinya?  ... .

--- melanjutkan membaca ---

Keberhasilan Daud ketika mengalahkan orang Filistin, menimbulkan perasaan senang bangsa Israel dan iri bagi raja Saul. Namun Daud tetap tekun, pantang menyerah, dan tidak membalas. Bagaimana dengan kita ketika menghadapi pergumulan? ... .

--- melanjutkan membaca ---

Akibat dosanya Daud harus memilih salah satu dari ketiga hukuman yang akan diterimanya, yaitu : 3 tahun kelaparan, karena bencana alam, 3 bulan pedang musuh, mengalami kekalahan dari musuhnya, atau 3 hari mengalami pedang Tuhan, yaitu penyakit sampar yang akan membawa kemusnahan di seluruh daerah orang Israel (1 Taw.21:11-12). Daud memilih untuk menerima hukuman penyakit sampar dari Tuhan. Bagaimana dengan kita ketika menentukan pilihan yang sulit? ... .

--- melanjutkan membaca --